Kisah Sangkuriang, merupakan salah satu cerita dongeng yang terkenal
di Indonesia. Dongeng dan cerita rakyat ini berasal dari Jawa Barat. Menceritakan
tentang seorang anak bernama Sangkuriang yang jatuh cinta pada Dayang Sumbi,
tak lain ibunya sendiri.
Cerita ini dimulai di sebuah hutan Kerajaan Pajajaran. Di
hutan ini, ada seorang perempuan bernama Dayang Sumbi yang telah melahirkan seorang
anak laki-laki. Anak itu sangat tampan. Dayang Sumbi memberi nama anaknya
Sangkuriang.
Seiring berjalannya waktu, Sangkuriang tumbuh menjadi
dewasa. Dia menjadi sosok yang lincah, dan menjadi pemburu yang sangat baik. Dalam
berburu, dia selalu dikawal seekor anjing yang diberi nama si Tumang, selalu mengiringi
Sangkuriang kemana pun ia pergi berburu. Sangkuriang selalu membawa hasil
perburuan seperti makanan, dan hewan.
Pada suatu hari, Sangkuriang sedang berburu melihat babi
liar di hutan. babi itu neneknya; Celeng Wayungyang. Si Tumang menyadari
Sangkuriang, dan ia mencoba untuk mencegah dia memanah babi.
Sangkuriang tersandung Si Tumang, dan babi yang melarikan
diri. Ini membuat Sangkuriang marah. Sangkuriang sangat marah dengan Si Tumang,
dan dia memutuskan untuk membunuh Si Tumang bukan babi dengan pisau.
Sangkuriang tidak menangkap hewan pada hari itu. Dia
mengambil pisau dan memotong jantung Si Tumang dan bergegas pulang. Dia memberi
ibunya jantung dan memasaknya.
Dayang Sumbi begitu terkejut ketika ia menyadari bahwa
hati Si Tumang adalah bukan rusa. "Dia mengambil sendok kayu besar. Dia memarahi
Sangkuriang.
"Pergilah, anak durhaka! Kamu tidak tahu bagaimana
untuk kembali kebaikan! Si Tumang telah ada sejak kamu masih kecil! Beraninya kamu
membunuhnya dan memakan hatinya!" Dayang Sumbi memukul Sangkuriang dengan
sendok secara bertubi-tubi.
Pukulan terakhir Dayang Sumbi merobek kepala Sangkuring,
yang mulai berdarah. Sangkuriang melarikan diri ke hutan, sambil memegang
kepala nya yang berdarah. Dia naik ke atas gunung. Dia ketakutan. Dia belum
pernah melihat ibunya sangat marah.
Sangkuriang menghilang seolah-olah ditelan bumi. Tidak
ada yang mendengar kabar berita tentang dia.
Sejak saat itu, Dayang Sumbi tinggal sendirian di hutan.
Dia terus menenun dan melakukan semedi. Dia menjadi wanita bijaksana yang kuat,
terampil dalam penyembuhan penyakit. Dia membantu banyak penduduk desa yang
tinggal di sekitar hutan. Dia mengobati orang sakit dan memberi mereka hadiah
dari hasil tenun nya. khusus nya adalah campuran dari daun dan rempah-rempah
yang membuat dia cantik dan awet muda.
Pada suatu hari, datang seorang pemuda ke rumah nya. Ia
meminta pengobatan. Setiap hari, dia datang untuk untuk berobat sampai sakitnya
sembuh. Ia mulai jatuh cinta kepada Dayang Sumbi. Dia mendekatinya dan berkata,
"Dayang Sumbi, Anda begitu cantik. Maukah kau
menikah denganku?" Dayang Sumbi merasa tidak nyaman dengan sentuhan di
bahu, tapi dia tidak ingin menyakiti perasaannya. Dia pindah posisi dan
berkata,
"Oh, aku sudah terlalu tua untukmu, anak muda. Saya sudah
tua dan lebih pantas menjadi ibumu."
"Tapi, itu tidak mungkin! Kamu masih muda dan
cantik, mengapa Anda mengatakan bahwa Anda berusia sama seperti ibu saya?"
Tanya pemuda itu.
"Siapa namamu? Dan siapa ibumu?". Dayang Sumbi
bertanya.
"Saya tidak tahu. Yang saya ingat, saya sangat
ketakutan kemudian melarikan diri sampai aku pingsan. Ketika saya datang ke,
perampok itu merawat luka di dahi saya. Kemudian ia mengadopsi saya sebagai
anaknya. Dia melewati kesaktian ke saya. Tapi sekarang ayah angkatku telah
meninggal, dan aku tinggal sendiri. "
"Bolahkah aku melihat kepalamu." Dayang Sumbi
terkejut ketika dia melihat bekas luka di kepala seperti pukulan yang dibuat
oleh sendok kayu yang besar.
Si Pemuda tidak percaya bahwa ia adalah anaknya. Dayang
Sumbi menjelaskan bahwa dia tampak muda karena obat tradisional yang diolahnya.
Kemudian, dia memberinya dua pilihan dan tidak mungkin
untuk menikah. Pertama, ia memintanya untuk membuat sebuah danau dengan
membendung Sungai Citarum. Kedua, ia memintanya untuk membuat sebuah perahu
besar untuk mereka. Dan kedua tugas itu harus selesai sebelum ayam jantan berkokok.
Ketika Dayang Sumbi menyadari bahwa Sangkuriang hampir
menyelesaikan pekerjaannya, dia mencari cara untuk menghentikannya. Dia
mengambil salah satu tenun nya, kain putih besar, dan menggantungnya dari
tempat tenun sambil berdo'a kepada dewa. Lalu ia meminta gadis-gadis desa
untuk membakar itu. Langit gelap menjadi terang seperti fajar, dan ayam jantan
mulai berkokok.
Dayang Sumbi mendatangi Sangkuriang.
"Sangkuriang, waktumu sudah habis, kamu harus
menyerah sekarang!"
Sangkuriang sangat marah. Sekarang dia tidak akan bisa
menikah dengan Dayang Sumbi! Dan dia telah menggunakan banyak kekuatan gaib,
termasuk menyerukan makhluk gaib untuk bantuan. Sangkuriang begitu marah
dan ia menendang perahu yang hampir selesai dengan sekuat tenaga. Perahu terbang
jauh ke udara dan mendarat terbalik di satu tempat.
Di Jawa Barat, legenda ini diyakini sebagai asal usul Gunung
Tangkuban Perahu. Kisah Sangkuriang telah diukir pada relief di dinding kawah Tangkuban Perahu.
0 Tanggapan "Dongeng dan Cerita Rakyat dari Jawa Barat: Sangkuriang"
Post a Comment