(Readathon) Gerakan Literasi Sekolah di SDN Ciwangi
PURWAKARTA (16/9) - Keterampilan membaca
berperan penting dalam kehidupan kita karena pengetahuan diperoleh melalui
membaca. Oleh karena itu, keterampilan ini harus dikuasai peserta didik dengan
baik sejak dini. Gerakan literasi sekolah merupakan sebuah upaya yang dilakukan
secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang
warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Kegiatan literasi
sekolah di Jawa Barat diberi nama West Java Leader’s Reading Challenge (WJLRC).
Kegiatan membaca massal (Readathon) di SDN Ciwangi Kecamatan Bungursari
Kabupaten Purwakarta dilaksanakan setelah kegiatan rutin Keagamaan
"Yasinan" , diikuti 788 siswa, yang dibimbing oleh Guru sebagai
Penggerak.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) memperkuat
gerakan penumbuhan budi pekerti sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Salah satu kegiatan di dalam
gerakan tersebut adalah “kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum
waktu belajar dimulai”. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca
peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat
dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa
kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan
peserta didik.
Kegiatan literasi selama ini identik dengan
aktivitas membaca dan menulis. Namun, Deklarasi Praha pada tahun 2003
menyebutkan bahwa literasi juga mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi
dalam masyarakat. Literasi juga bermakna praktik dan hubungan sosial yang
terkait dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya (UNESCO, 2003).
GLS adalah gerakan sosial dengan dukungan
kolaboratif berbagai elemen. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa
pembiasaan membaca peserta didik. Pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan 15
menit membaca (guru membacakan buku dan warga sekolah membaca dalam hati, yang
disesuaikan dengan konteks atau target sekolah). Ketika pembiasaan membaca
terbentuk, selanjutnya akan diarahkan ke tahap pengembangan, dan pembelajaran
(disertai tagihan berdasarkan Kurikulum 2013). Variasi kegiatan dapat berupa
perpaduan pengembangan keterampilan reseptif maupun produktif. Dalam pelaksanaannya, pada periode tertentu
yang terjadwal, dilakukan asesmen agar dampak keberadaan GLS dapat diketahui
dan terus-menerus dikembangkan. GLS diharapkan mampu menggerakkan warga
sekolah, pemangku kepentingan, dan masyarakat untuk bersama-sama memiliki,
melaksanakan, dan menjadikan gerakan ini sebagai bagian penting dalam
kehidupan.

Rekomendasi Untuk Anda :
Lutung Kasarung dan Putri Purbasari Ayuwangi
Pada zaman dahulu di tanah Sunda, ada sebuah kerajaan besar yang indah bernama Pasir
Batang, dengan Raja bernama … Read More...
Strategi Literasi Dalam Pembelajaran Di SMP
Literasi tidak
terpisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana siswa dalam mengenal, memahami, dan mener… Read More...
Literasi Digital Di Indonesia
Sejak
zaman dahulu, literasi sudah menjadi bagian dari kehidupan dan perkembangan
manusia, dari zaman prasejarah … Read More...
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) Edisi Keempat Tahun 2016
Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat
sebagai dampak kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan… Read More...
Si Kabayan Mencari Tutut (Keong Sawah)
Dari jendela rumah, pemandangan pertama yang tersuguh tiada lain gunung-gunung dengan puncak bukitnya memagari p… Read More...
Manusia Harimau, Mitos Anak-anak Indonesia dari Sumatera
Pada Zaman dahulu kala, ada banyak Harimau di hutan
Sumatera. Harimau selalu mencuri ternak penduduk desa dan me… Read More...