Pemerintah Pusat telah menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Salah satu butir penting dalam peraturan tersebut adalah penumbuhan budaya baca yang diawali dengan membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai di semua sekolah. Hal ini lebih mendapat penegasan setelah Kemdikbud meluncurkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Gerakan ini dilakukan melalui tiga tahapan; pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran
Kegiatan literasi sekolah di Jawa Barat sesungguhnya telah dirintis sejak tahun 2013 melalui kegiatan tantangan membaca yang diberi nama West Java Leader’s Reading Challenge (WJLRC). Kegiatan ini dilaksanakan secara mandiri di sejumlah sekolah, dan merupakan implementasi hasil pelatihan guru-guru Jawa Barat yang dikirim ke Australia Selatan sejak tahun 2012.
Secara formal, eksistensi kegiatan WJLRC telah dituangkan dalam Memorandum of Understanding, Sister Cooperation between West Java and South Australia Government yang ditandatangani pada tahun 2015 oleh Gubernur Jawa Barat dan Premier (Kepala Pemerintahan) Australia Selatan.
Dalam rangka menyukseskan Gerakan Literasi Sekolah yang digulirkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat secara bertahap memperluas pelaksanaan kegiatan West Java Leader’s Reading Challenge, dimulai pada jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP) dan akan berlanjut pada jenjang pendidikan menengah.
Pengertian
Gerakan Literasi Sekolah
Gerakan literasi sekolah merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik
West Java Leader’s Reading Challenge (WJLRC)
Secara harfiyah, WJLRC diartikan sebagai tantangan membaca yang ditujukan bagi para guru dan siswa di sekolah dari para pemimpin di Jawa Barat. Leader (pemimpin) yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah para pemimpin pemerintahan tertinggi dalam suatu wilayah; kepala sekolah, lurah, camat, bupati, walikota, gubernur hingga presiden. Dalam kegiatan WJLRC tahun 2016, yang menjadi penantangnya adalah Gubernur Jawa Barat dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang bekerja sama dengan South Australia Departement for Education and Children Development.
Wujud kegiatan WJLRC di sekolah adalah terbentuknya kelompok siswa yang melakukan aktivitas membaca, menulis dan diskusi buku secara terprogram di luar jam pelajaran, di bawah bimbingan guru yang ditugaskan untuk menjadi pembimbing. Kelompok ini dibentuk dan melakukan aktivitas dalam rangka menjawab tantangan, mampukan mereka secara tuntas membaca sejumlah buku dalam kurun waktu yang ditentukan. Dalam hal ini jumlah buku yang dibaca minimal 24 buku dalam waktu 10 bulan.
Pelaksanaan
Melaksanakan GLS sesuai dengan buku panduan GLS yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dimulai dengan pembiasaan membaca 15 menit sebelum pembelajaran, yang melibatkan seluruh siswa.
Melaksanakan West Java Leader’s Reading Challenge, yaitu pembiasaan membaca melalui pembentukan komunitas siswa membaca dengan bimbingan guru di luar jam pelajaran.
Aktivitas siswa tidak hanya membaca, tapi juga menulis reviu dan diskusi buku secara terprogram. Kegiatan ini hanya diikuti oleh siswa kelas IV SD ke atas, yang telah mendaftar secara sukarela menjadi anggota kelompok membaca dan mendapat persetujuan orang tuanya. Sekolah juga melaksanakan readathon, yaitu kegiatan membaca massal secara periodik.
Download Materi:
Dokumen:
Review Buku oleh Siswa
Review Buku oleh Guru
Hasil Karya Siswa
Hasil Karya Guru
Artikel
0 Tanggapan "Mengapa Perlu Strategi Literasi Pada Pembelajaran Di Sekolah Dasar?"
Post a Comment