IMPLEMENTASI
PENGAMALAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI
KELAS 5C SDN CIWANGI
Ahmad Saekhu HM, Yuda PrihatonoABSTRACT
The low understanding of 5th grades students on the values of Pancasila is caused by the learning method applied by the teacher. As a result, students who are less focused during learning so that the material delivered cannot be absorbed properlyAlternative learning models in an effort to create a learning process that encourages active students in this study is to apply the Jigsaw cooperative learning model. The purpose of this study were: (1) to determine the learning outcomes on social studies learning the material of Pancasila values before the teacher applied the Jigsaw cooperative learning model, (2) to determine the activities of students in the social studies learning process apply the Jigsaw cooperative learning model, and (3) to find out the learning outcomes on social studies material on Pancasila values after the teacher applies the Jigsaw cooperative learning model.
ABSTRAK
Rendahnya pemahaman materi nilai-nilai Pancasila siswa kelas 5C disebabkan oleh metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Akibatnya, siswa yang kurang fokus selama mengikuti pembelajaran sehingga materi yang disampaikan tidak dapat diserap dengan baik. Alternatif model pembelajaran dalam upaya untuk menciptakan proses pembelajaran yang mendorong siswa aktif dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS materi nilai-nilai Pancasila sebelum guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, (2) untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, dan (3) untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS materi nilai-nilai Pancasila setelah guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
PENDAHULUAN
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang antara lain menyebutkan, bahwa salah satu tujuan membentuk pemerintahan negara Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa secara menyeluruh. UUD 1945, pada pasal 28c (hasil amandemen) menyebutkan, bahwa salah satu hak asasi manusia adalah hak mendapatkan pendidikan dan mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan umat manusia, serta pasal 31 tentang Pendidikan.
Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya pasal 4 ayat (5) menyebutkan bahwa pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat. Karena pentingnya pendidikan bagi bangsa Indonesia, maka pemerintah berusaha dengan berbagai bentuk pendidikan yang diharapkan akan dapat membangun dan mengembangkan sifat-sifat yang mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila, diantaranya dengan diselenggarakannya pendidikan formal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang telah menjadi program pemerintah yang memiliki tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan nasional adalah sumberdaya manusia yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat dan negara.
Perubahan yang begitu cepat sehingga menyebabkan seluruh tatanan yang ada di dunia ikut berubah, sementara itu tatanan yang baru belum terbentuk. Hal tersebut menyebabkan sendi-sendi kehidupan yang selama ini diyakini kebenarannya menjadi usang. Nilai-nilai yang menjadi panutan hidup telah kehilangan otoritasnya sehingga manusia menjadi bingung. Kebingungan tersebut menimbulkan berbagai krisis, terutama ketika krisis moneter yang dampaknya terasa sekali di berbagai bidang, yang sekaligus juga berpengaruh di bidang moral, serta sikap perilaku manusia. Maka dari itu, dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan siswa yang memiliki kompetensi multidimensional sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dalam mencapai generasi emas Indonesia.
Untuk merespons kondisi tersebut, perlu upaya untuk mengantisipasinya agar tidak menuju pada keadaan yang lebih memprihatinkan. Salah satu solusi yang dapat dilakukan dalam menjaga nilai-nilai panutan hidup dalam berbangsa dan bernegara secara lebih efektif adalah melalui bidang pendidikan, karena pendidikan merupakan sebuah proses pendewasaan manusia menuju pada perubahan positif mental spiritual yang menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah.
Tugas seorang guru sebagai pengelola pembelajaran adalah menciptakan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa mampu mengikuti kegiatan belajar dengan baik dan dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Keberhasilan proses pendidikan dapat ditentukan oleh efektif atau tidaknya metode dan strategi yang cocok dalam pembelajaran.
Proses pembelajaran PPKn yang masih didominasi oleh guru, berlangsung secara kaku, serta kurang mendukung aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan, serta proses komunikasi cenderung masih satu arah, dan metode pembelajaran yang dilakukan berupa ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas klasikal.
Permasalahan yang terjadi ini diduga salah satunya adalah akibat kurang bervariasinya pemilihan model pembelajaran dengan materi pembelajaran yang sesuai oleh guru. Siswa hanya mendapatkan informasi pada apa yang disampaikan guru dan siswa cenderung pasif karena hanya bertindak sebagai pendengar setia dan pemerhati apa yang dijelaskan oleh guru. Hasilnya siswa tidak tahu dan kurang mengerti dengan apa yang disampaikan guru. Memperhatikan hasil belajar siswa kelas 5c SDN Ciwangi pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan khususnya dalam aspek sikap tampaknya belum optimal, banyak faktor yang menentukan, salah satunya adalah penulis berkeyakinan penerapan moral dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan disinyalir jarang dilaksanakan.
Pentingnya suatu strategi pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar pada muatan mata pelajaran PPKn, maka diperlukan adanya pembelajaran yang menekankan pada belajar siswa aktif di mana proses pembelajaran terdapat partisipasi aktif dari siswa sehingga dalam proses pembelajaran akan terjadi komunikasi yang aktif multiarah baik guru dengan siswa dan antar siswa itu sendiri. Alternatif model pembelajaran dalam upaya untuk menciptakan proses pembelajaran yang mendorong siswa aktif adalah dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.
Model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw merupakan fokus dalam pembelajaran PPKn yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model IPS, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya (BSNP, 2006, hlm. 27).
Selengkapnya >> Jurnal Metodik Didaktik UPI
0 Tanggapan "Implementasi Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Di Kelas 5c SDN Ciwangi"
Post a Comment