Interaksi dan Kegiatan Keterlibatan Orang Tua Dalam Pembelajaran | SDN Ciwangi Purwakarta
..:: Selamat Datang Peserta Didik Baru Di Sekolah TASBIH (Taqwa, Aman, Santun, Bersih, Indah, Hijau) ::..

Interaksi dan Kegiatan Keterlibatan Orang Tua Dalam Pembelajaran

Terjalinnya interaksi dan komunikasi antara orang tua dengan guru dalam memperkuat proses pembelajaran di sekolah, pada hakekatnya merupakan upaya menyelaraskan nilai-nilai inti yang berlaku di rumah dan sekolah (value of genuine home-school partnership) dapat berjalin rapat. Melalui langkah ini diharapkan terbangun persepsi yang sama antara sekolah dan orang tua dalam mendukung proses pembelajaran yang akan diberikan. Kegiatan belajar anak di sekolah sesuai dengan harapannya sebagai anak, harapan orang tua, dan harapan gurunya. Kerjasama yang harmonis antara orang tua dengan guru, dalam hal ini kehadiran orang tua sebagai ‘partner’ sekolah menjadi sebuah keharusan. Keterlibatan orang tua, secara efektif dan proporsional, akan memberi dampak yang positif dalam memperkuat proses pembelajaran yang dilaksanakan di Sekolah Dasar. Orang tua mampu menjadi mitra dengan peranan penting bagi proses pendidikan anak serta keterlibatan mereka dalam memberikan pengalaman belajar tidak hanya di sekolah. Orang tua juga harus berperan ekstra sebagai mitra dalam membantu anak mengerjakan tugas dengan tidak menilai tugas tersebut dari baik buruk, tetapi lebih mengenal pemikiran sang anak dengan membiarkan anak memberikan alasan perihal jawabannya.

Optimalisasi kesuksesan Kurikulum 2013 juga tidak dapat sempurna tanpa peran serta orang tua dan masyarakat. Hal itu karena waktu kehidupan anak didik paling banyak adalah di masyarakat dan keluarga. Lingkungan awal yang memiliki ikatan emosional dan batin adalah keluarga, hingga peran serta orang tua dan masyarakat dalam memberikan keteladanan dan pembelajaran nilai-nilai kebaikan, toleransi, kejujuran, dan lainnya sangat diperlukan. Oleh karena itu, dengan adanya kerjasama yang baik dari seluruh komponen pendidikan mulai dari orang tua, guru, sekolah, maka karakter dan kreativitas anak akan terbentuk.

Interaksi Orang Tua Dalam Pembelajaran
A. Peran Keterlibatan Orang Tua
Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, dan berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia. Pendidikan yang diterima dalam keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah.

Tugas dan tanggung jawab orang tua dalam keluarga terhadap pendidikan anak- anaknya lebih bersifat pendidikan watak dan budi pekerti, latihan keterampilan dan pendidikan sosial, seperti tolong menolong, bersama-sama saling menjaga kebersihan rumah, menjaga kesehatan dan sejenisnya selain membimbing anak dalam belajar.

Ada sebuah contoh/ilustrasi yang menggambarkan betapa pentingnya peran orang tua terhadap anak dalam keteladanan bersikap dan bertutur kata :
Pernah suatu ketika saya menumpang pulang dari sekolah bersama wali murid, dalam mobil yang ber-AC anak kecilnya yang belum sekolah membuka kaca jendela untuk melihat pemandangan di luar, si Bapak pun langsung memarahinya dan berkata : ”Bodoh kamu, kalau AC nyala jangan buka jendela!”, si Anak pun langsung menyahutnya: “Bapak yang bodoh”.

Ada satu kisah lagi yang tidak patut ditiru. Pada saat berangkat kerja, saya melihat seorang anak kecil memakai seragam sekolah sedang menangis karena terjatuh dari motor. Ia berangkat ke sekolah diantar bapaknya. Tragisnya si Bapak membiarkannya bangun sendiri dari tempatnya terjatuh dan asyik merokok di atas motor. Sungguh seorang bapak yang tidak memiliki rasa empati.

Dari dua kisah di atas tampak ironis dengan apa yang guru ajarkan di sekolah. Kata-kata sopan hingga sikap tanggung jawab tidak lagi dipakai di luar lingkungan sekolah, mana mungkin terbentuk karakter dari jiwa suci seorang anak. Sekolah hanyalah penunjang pendidikan seorang anak, orang tualah yang mempunyai peran utama dalam mendidik anaknya, maka peran sekolah bukan hanya untuk anak tapi juga untuk orang tuanya. Dari sinilah kerjasama dianggap perlu bagi sekolah terhadap orang tua guna mewujudkan sinergi antara orang tua, anak dan sekolah.

B. Bentuk-Bentuk Interaksi
Selain peran orang tua, ada berbagai macam bentuk atau cara keterlibatan orang tua yang salah satunya mendorong dan meningkatkan prestasi belajar anak, antara lain sebagai berikut :
1. Menyediakan fasilitas belajar seperti: adanya ruangan belajar memenuhi persyaratan agar dapat digunakan untuk belajar. Cukup cahaya, adanya sirkulasi udara yang baik dalam ruangan belajar,mempunyai perabotan untuk belajar seperti : meja belajar dan kursi belajar. Adanya buku-buku pelajaran, baik buku-buku wajib ataupun buku-buku penunjang pelajaran dan lain-lain.

2. Mengawasi kegiatan belajar anak di rumah akan menjadi suatu keuntungan besar sekiranya para orang tua dapat mengawasi kegiatan anak belajar di rumah seperti :
a. Mengingatkan anak untuk mengerjakan PR
b. Mengingatkan/mendampingi anak mengulang pelajaran yang telah diberikan oleh guru di sekolah.
c. Menganjurkan anak agar setiap membaca materi pelajaran dibuat ringkasannya supaya mudah diingat.
d. Mengawasi penggunaan waktu belajar anak di rumah. Belajar haruslah teratur sesuai dengan waktu-waktu yang telah diatur sendiri. Karena itu perlu membagi waktu yang seefisien mungkin dan janganlah belajar seenaknya saja tanpa rencana. Tentukan terlebih dahulu apa yang akan harus dicapai dan ditemukan dalam waktu belajar satu atau dua jam. Perlu diingat bahwa belajar yang terlalu lama pun tidak efektif dan hanya membuang-buang waktu. Dalam penggunaan waktu belajar awali dulu dengan yang mudah baru ke yang sulit.

3. Mengenal kesulitan-kesulitan anak dalam belajar
a. Kesulitan yang datang dari dalam diri si anak, seperti: mata cepat lelah apabila lama membaca buku pelajaran, adanya kelainan pada mata, dll.
b. Kesulitan yang datang dari luar diri si anak, seperti: buku-buku pelajaran yang tidak lengkap dan lain-lain, ruangan belajar yang tidak nyaman, bising, panas/pengap, kurang cahaya/udara. Kesemuanya itu dapat mempengaruhi prestasi belajar.
c. Selain hal tersebut di atas, bentuk interaksi sekolah dengan orang tua dapat berupa: Adanya buku penghubung yang bisa menjembatani kesinambungan kegiatan di sekolah dengan orang tua. Pada buku penghubung terdapat agenda peserta didik, catatan guru dan catatan orang tua.

Kegiatan Keterlibatan Orang Tua Dalam Pembelajaran
A. Kegiatan Orang Tua Dalam Pembelajaran
Orang tua peserta didik adalah bagian dari sekolah. Sehingga memiliki kewajiban yang sama dalam mendidik anak. Di samping itu kerjasama yang terbangun dengan baik akan menghasilkan keuntungan bersama yang pada akhirnya dapat menunjang keberhasilan anak.

Partisipasi orang tua peserta didik di sekolah sangatlah penting. Baik itu dalam kaitannya dengan anak didik secara langsung maupun dalam hubungan kerjasama untuk meningkatkan pembelajaran. Pembelajaran memadukan secara utuh potensi anak yaitu sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Seluruh pembelajaran dirancang untuk menstimulus ketiga ranah tersebut dengan menggunakan berbagai metode dan sarana belajar. Belajar tidak boleh lagi hanya terpaku pada pembahasaan konsep dan teori saja. Setiap pokok bahasan harus berupaya menarik minat anak terhadap pokok bahasan serta membimbing mereka untuk masuk pada dunia aplikasinya. Misalnya :
1. Parent teaching: adalah program sekolah yang melibatkan orang tua sebagai guru untuk mengajarkan pokok bahasan tertentu. Tujuannya adalah peserta didik dapat memperoleh wawasan lebih mendalam karena yang menjadi pembicara kompeten dibidangnya dan sebagai variasi dalam pembelajaran. parent teaching dimana orang tua peserta didik ikut mengajar di kelas. Contoh ada orang tua yang pernah mengajarkan pada pelajaran IPS, beliau diminta menjelaskan tentang materi ‘uang’. Bidang lain, orang tua peserta didik yang memiliki keahlian di bidang IT, sehingga mengajarkan kepada para orang tua bagaimana berinternet sehat, situs-situs apa saja yang bermanfaat, dan lain-lain.

2. Mabit motivasi: adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dalam beribadah, belajar dan sebagainya seperti baca qur’an bersama, sholat tahajud/sholat wajib bersama, makan bersama, dan training motivasi sesuai dengan kebutuhan, atau memberikan masukan tentang jadwal pelajaran yang dirasa terlalu padat atau pelajaran yang dirasa berat-berat ditempatkan pada hari yang sama.

3. Market day: adalah program untuk melatih peserta didik sejak dini tentang wirausaha. Acaranya yaitu seperti bazar. Peserta didik menyiapkan kebutuhan untuk dijual di sekolah. Sekolah sudah menyiapkan tenda dan tempat, peserta didik hanya menyiapkan kebutuhan bahan mentah, kemudian mengolahnya hingga siap jual.

4. Career Day: adalah kegiatan bersifat keahlian yang diberikan sesuai dengan profesi orang tua peserta didik. Orang tua peserta didik yang memiliki keahlian profesi ikut terlibat dalam berpartisipasi di sekolah. Pemberdayaan karir orang tua untuk meningkatkan mutu pembelajaran: kegiatan ini merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan orang tua yang memiliki profesi yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Sebagai contoh, orang tua peserta didik yang berprofesi sebagai doktrer gigi dapat dilibatkan untuk memberikan sosialisasi tentang cara menyikat gigi yang benar kepada peserta didik pada pembelajaran penjaskes Program ini cukup diminati peserta didik karena peserta didik diajar langsung oleh ahli yang sesuai dengan profesinya, misalnya dokter, arsitek, dll. Ada pula orang tua peserta didik yang memberikan sumbangan keahlian terkait dengan ilmu kesehatan, yaitu dengan penyuluhan kesehatan gigi dan kejiwaan anak. Orang tua peserta didik ada pula yang memberikan ilmunya yaitu mengajarkan qiro’ati. Partisipasi keahlian dalam career day sangat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran khususnya yang berkaitan dengan profesi tertentu. Peserta didik juga merasa senang karena langsung bertemu dengan orang tua yang memiliki profesi tertentu dan juga memotivasi peserta didik untuk meraih cita-cita.

5. Family Gathering : yaitu kegiatan rekreasi bersama-sama dengan keluarga. Biasanya dilaksanakan setelah ujian akhir atau kenaikan kelas. Pengumpulan biaya dimusyawarahkan melalui forum komite kelas.

B. Contoh Kegiatan Orang Tua Berkaitan Dengan Pembelajaran
Contoh kegiatan orang tua yang berkaitan dengan pembelajaran, di mana kegiatan tersebut sesuai juga dengan langkah-langkah kegiatan yang berada di kelas adalah:
1.   Anak diberi motivasi dan dibiasakan dalam mengamati yang nantinya mereka akan menjadi seorang pengamat yang jeli, yaitu melalui kegiatan sehari – hari di rumah, lingkungan sekitar, dan di masyarakat.
Misalnya :
a.   Mengamati cara membersihkan kamar tidurnya sendiri
b.   Mengamati cara menjaga kesehatan badan
c.   Mengamati cara menanam dan menyirami pohon
d.   Mengamati kejadian alam (hujan, sampah yang bau, banjir, gunung meletus)
e.   Mengamati masalah-masalah sosial (perayaan hari besar agama/nasional)
f.    Mendengarkan cerita / dongeng dari orang tua
g.   Membaca buku cerita, majalah anak-anak
h.   Membaca spanduk, reklame, iklan, dan lain-lain.

2.   Setelah kegiatan mengamati tersebut, kemudian orang tua memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya mengenai apa yang telah dilihat, didengar, dibaca, dan dirasakan terkait hasil pengamatan terhadap obyek yang diamati, sehingga menjadi seorang yang kritis dalam bertanya.
Misalnya :
a.   Setelah bangun tidur, apa yang harus aku lakukan?
b.   Bagaimana terjadinya hujan, banjir, gunung meletus, dan lain-lain?
c.   Setelah membaca majalah apa yang akan ditanyakan oleh anak, dan lain-lain.

3.   Kegiatan berikutnya adalah orang tua mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi atau melakukan eksperimen, sehingga menjadi seorang yang berani mencoba.
Misalnya :
a.   Anak membuat minuman teh
b.   Anak menyirami tanaman
c.   Anak diajak pergi rekreasi ke pantai, kebun binatang, taman bermain, dan lain-lain.

(informasi apa saja yang disampaikan oleh anak kepada orang tua pada saat atau setelah kunjungan tersebut, apakah anak dapat mengambil kesimpulan hasil kegiatannya, dan orang tua memberikan respon terhadap informasi dari anak).

4.   Anak juga dibiasakan untuk diajak berfikir dan menalar tentang hal-hal yang dilihatnya, mengapa kita perlu membersihkan tempat tidur, kenapa kita perlu mandi, kenapa kita perlu menyiram tanaman dan lain-lain.

5.   Anak dibiasakan untuk menceritakan atau mengkomunikasikan hasil kegiatan yang telah dilakukan kepada orang tua, dan orang tua mencatat hal-hal yang tadinya belum dapat dilakukan anak sampai anak tersebut dapat melakukan kegiatan dengan sangat baik.

Baca Juga:

C. Bagaimana Orang Tua Menilai Anaknya Di Rumah
Orang tua dapat menilai anak melalui hasil aktivitas belajar anak di rumah bersama orang tua apa adanya (penilaian otentik) untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar anak. Penilaian tersebut mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan Hasil penilaian dapat diinformasikan kepada guru sebagai feedback melalui buku penghubung yang disediakan sekolah.

Masukkan E-Mail Anda:

0 Tanggapan "Interaksi dan Kegiatan Keterlibatan Orang Tua Dalam Pembelajaran"

Post a Comment