Oleh: Herlina, S.Pd.
Pengantar
Upaya meningkatkan mutu pendidikan, perlu didukung oleh
ketersediaan sumber belajar yang memadai, yang memungkinkan peserta didik
melakukan aktifitas penggalian keilmuan, pemecahan masalah, serta membangun
interaksi yang produktif secara lebih fleksibel dan mandiri. Hadirnya
perpustakaan sekolah merupakan salah satu solusi dalam memberikan dukungan
terhadap ketersediaan sumber belajar tersebut.
Pelaksanaan pembelajaran dalam pendidikan nasional
berpusat pada peserta didik agar dapat: (a) Belajar untuk beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) Belajar untuk memahami dan menghayati, (c)
Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) Belajar untuk
hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) Belajar untuk membangun dan
menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan. Untuk menjamin terwujudnya hal tersebut diperlukan adanya sarana
dan prasarana yang memadai.
Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimum tentang ruang belajar, tempat
berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja,
tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain,
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan buku
bacaan bukan pelajaran sebagai literasi.
Dalam proses pembelajaran di dunia pendidikan formal baik
itu di tingkat sekolah dasar dan menengah, peserta didik akan berinteraksi
dengan informasi. Peserta didik akan membutuhkan informasi dalam proses mecari
jawaban atas persoalan mereka. Dengan demikian, tidak diragukan lagi kalau keterampilan
dalam mencari, mengolah, menyusun, mengkomunikasikan serta mengevaluasi
informasi menjadi suatu keterampilan yang penting untuk diberikan bagi peserta
didik. Keterampilan ini yang disebut dengan keterampilan literasi informasi.
Secara konkret pelaksanaan
pengembangan pendidikan karakter di sekolah dilakukan melalui: (1) Kegiatan Pembelajaran di kelas; (2) Pengembangan Budaya
Sekolah; (3) Kegiatan Ekstrakurikuler dan program kegiatan sekolah lainnya; dan
(3) Kegiatan pembiasaan dalam kehidupan keseharian di rumah dan masyarakat.
Salah satu pengembangan budaya di sekolah yang dilaksanakan di SDN Ciwangi adalah meningkatkan minat membaca buku bukan pelajaran.
Salah satu pengembangan budaya di sekolah yang dilaksanakan di SDN Ciwangi adalah meningkatkan minat membaca buku bukan pelajaran.
Latar Belakang
- Guru belum memanfaatkan potensi perpustakaan sebagai sumber belajar dan informasi.
- Kurangnya minat baca siswa
Tidak adanya tenaga Pustakawan yang dapat mengelola perpustakaan secara optimal
Strategi Pemecahan Masalah
- Menerbitkan Surat Keputusan Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) Pengelola Perpustakaan.
- Menyusun Visi, Misi, dan Strategi Perpustakaan.
- Menyusun Program Perpustakaan
"Terwujudnya Budaya Baca Tanpa Paksaan"
Misi
- Memberikan layanan kepada warga sekolah.
- Menanamkan budaya baca sejak dini.
- Menciptakan suasana belajar yang nyaman.
- Memanfaatkan Perpustakaan sebagai media informasi.
Perkenalan, Informasi, Pelayanan, Pengawasan, dan Peningkatan.
Download:
[PPT] Presentasi Lomba Perpustakaan Sekolah[Docs] Makalah Lomba Perpustakaan Sekolah